Mahasiswa RI Juara Lomba Teknologi Mobil Bahan Bakar Sampah Plastik
Tribun
Mahasiswa - Tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi juara dunia lomba
inovasi teknologi yang diselenggarakan di London, Inggris
"Serius, kami
benar-benar nggak tahu mau ngomong apa. Saya ingin menangis. Ini mimpi jadi
kenyataan banget," kata Thya Laurencia Benedita Araujo, satu dari tiga
mahasiswa dari tim UGM, dengan sumringah, saat berbincang dengan BBC News
Indonesia.
Dalam kompetisi yang
bertajuk Shell Ideas 360 itu, Thya bersama dua rekannya, Herman Amrullah dan
Sholahudin Allayubi, membuat konsep mobil pintar berbahan bakar limbah plastik.
Ide ini muncul di tengah ramainya pemberitaan bahwa Indonesia adalah produsen
sampah plastik terbanyak kedua di dunia setelah Cina.
"Kita menyayangkan masalah plastik di Indonesia yang tidak
termanajemen dengan baik. Jadi kita punya ide, mengapa kita tak mengubah sampah
plastik menjadi energi sekaligus membantu kekurangan energi di Indonesia,"
lanjut Thya.
Berbagai
mobil hemat energi buatan anak negeri juga berlomba adu cepat di ajang lain di
waktu berdekatan dengan Shell Ideas 360. (BBC)
Meskipun begitu, pengolahan sampah sebagai sumber energi bukanlah hal baru.
Terobosan mereka menjadi berbeda, karena tidak lagi membutuhkan energi
tambahan untuk mengolah limbah.
"Upaya untuk mengonversi limbah kan sudah banyak. Tapi mayoritas
menggunakan LPG untuk membakarnya. Nah, kami punya ide dengan mengonversi
sampah plastik itu memakai gas buangan knalpot, jadi gratis," cerita
Herman.
Berdasarkan pembuktian yang mereka lakukan, gas buang knalpot mobil yang
suhunya bisa melewati 400 derajat Celcius, cukup untuk melakukan pembakaran.
Selain itu, teknologi yang mereka konsepkan juga memiliki alat penyerap
karbon dioksida dari knalpot sehingga polusi pun dapat ditekan.
2 kilogram plastik = 2,2literBBM
Prestasi yang diraih mahasiswa UGM ini terbilang luar biasa. Mereka adalah
satu-satunya wakil dari Asia, yang berhasil mengalahkan lebih 3.000 ide dari
140 negara.
Di babak final di London, mereka bersaing dengan empat tim lainnya dari
Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Prancis dan Australia.
Bahagia
menjadi bagian dari tim juara. (BBC)
"Deg-degan
banget. Ternyata kita bisa mengalahkan mereka. Nggak nyangka saja Indonesia
bisa menang. Kita saingannya sama (mahasiswa) University Texas (dari Amerika),
yang rangking universitasnya tinggi banget. Kita bahagia sekali," ungkap
Thya.
Salah satu juri ajang
ini, Chris Brauer, direktur inovasi dari Universitas London menyatakan,
kemenangan tim dari Indonesia karena idenya sangat dekat dan relevan.
"Inovasi ini sangat kuat, karena bisa digunakan langsung oleh
orang-orang terdekat mereka. Jika diwujudkan, teknologi ini bisa mengubah
perilaku kita dan menjaga pemeliharaan lingkungan. Selain itu, dengan
teknologinya mereka langsung bisa mencari konsumen, sementara peserta yang lain
lebih fokus untuk ke bisnis," ujar Brauer.
Brauer (kanan) memberikan selamat kepada tim dari
Indonesia. (BBC) Berdasarkan konsep yang mereka buat, sebanyak dua kilogram sampah plastik
bisa diolah menjadi 2,2 liter BBM.
Dan plastik yang bisa digunakan adalah botol-botol ataupun plastik bening.
Bisakah diwujudkan di Indonesia?
Menurut Herman, teknologi yang diciptakannya bersama rekan-rekannya ini
sangat bisa diaplikasikan di Indonesia.
"Terutama di Jakarta, karena sangat banyak mobil. Dan teknologi ini
kita khususkan untuk mobil bermesin agak longgar, misalnya mobil MVP
(multi-purpose vehicle) atau (sport utility vehicle) SUV, di Jakarta cukup
banyak," kata Herman.
Mesin agak longgar diperlukan untuk memberikan tempat bagi pengolahan
limbah plastik.
Lebih jauh lagi mereka berharap energi berbahan bakar limbah plastik ini
menjadi salah satu energi yang digunakan di masa depan.
"Atau setidaknya dari ide ini, kami berharap dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat soal sampah plastik."
Bisakah
mobil hemat energi menjadi solusi keberlanjutan energi dan kelestarian
lingkungan? (BBC)
Namun, untuk sementara para muda-mudi Indonesia ini mengaku ingin menikmati
pengalaman dan hadiah dari kompetisi internasional tersebut.
Mereka akan berjalan-jalan ke salah satu dari berbagai pilihan destinasi
petualangan bersama tim dari National Geographic.
"Jadi, untuk teman-teman jangan takut bermimpi, karena mimpi bisa
membuat kita pergi jauh dan mencapai yang lebih tinggi," pungkas
Sholahudin.
Mantap bang barto.. Jangan lupa mampir ke chanel saya ya.. 😊
ReplyDeleteGood
ReplyDelete